![]() |
Menghadirkan dakwah yang menyejukkan |
Dalam tausiyahnya yang disampaikan secara hangat dan komunikatif, Ustadz Musta’in mengajak jamaah menjadikan momentum Tahun Baru Islam, Muharram, sebagai titik awal perbaikan diri. “Mari kita bertekad untuk tidak menyakiti orang lain,” pesannya. Ia mengingatkan bahwa manusia selalu dalam kerugian kecuali mereka yang mampu menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.
Ustadz Musta’in menyampaikan bahwa kebahagiaan akan diraih bila seseorang tidak bermasalah dengan Allah dan tidak bermasalah dengan sesama. Hal ini, menurutnya, sesuai dengan kandungan Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 112 dan Surat Al-Isra’ ayat 70, yang menunjukkan bagaimana manusia telah dimuliakan dan dianugerahi berbagai kelebihan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, beliau mengajak jamaah untuk selalu bersyukur dan menjaga akhlak dalam hubungan sosial.
Salah satu bagian menarik dari ceramahnya adalah ketika beliau menyampaikan lima golongan orang yang tidak boleh disakiti. Dengan gaya khas yang ringan namun mengena, Ustadz Musta’in menyebut: orang tua, guru, pimpinan atau pejabat, orang kaya, dan orang dengan gangguan jiwa (wong gendeng). Pesan ini disampaikan dengan bahasa Jawa yang akrab di telinga jamaah dan memunculkan gelak tawa ringan, namun tetap mengandung pesan moral yang kuat.

Khusus mengenai larangan menyakiti orang tua, beliau mengisahkan tentang, seorang ulama “Kyai Ahli Neraka” karena ketidakpatuhan kecil kepada ibunya. Kisah ini menjadi penutup yang menggugah dalam ceramah berdurasi lebih dari satu jam tersebut. Jamaah tampak antusias dan larut dalam suasana pengajian yang sejuk, santai, namun sarat makna. Mhd.T.
Posting Komentar untuk "Ceramah Sejuk Ustadz Musta’in, M.Pd.I: Jangan Sakiti Orang Tua, Guru"